Jurnalistik Cetak (Penilaian Foto Jurnalistik)

Penilaian Foto Jurnalistik
ditulis kembali dari--MK Jurnalistik cetak oleh M. Gifari (Dosen STIK Semarang)

Foto dapat diklasifikasikan sebagai foto jurnalsiitik apabila memenuhi syarat-syarat jurnalistik dan dimuat dalam surat kabar (pers). akan tetapi tidak semua foto jurnalistik mempunyai nilai yang sama. Penilaian foto jurnalsitik menurut Daniel D. Mich dan Edwin eberman dalam buku The Technique of the picture story dalam M. Mudaris, 1996, yaitu:
  1. story telling quality (apa yang diberitakan didalam foto tersebut akan menentukan kualitas foto. berita tentang periistiwa sehari-hari (umum) mempunyai nilai beerita (news value) yang rendah dibandingkan dengan kejadian yang langka.
  2. photographic quality (foto yang kurang bagus/jelek pengambilannya atau jelek cetakkannya akan mengurangi nilainya dibandingkan dengan foto yan gdiambil dengan baik dan dicetak denganbaik pula, tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam fotografi)
  3. impact (foto jurnalistik mempunyai pengaruh dan ada pula yang tidak memiliki pengaruh sama sekali. foto-foto yang mempunyai pengaruh tentunya akan menimbulkan action ke suatu arrah tertentu yang akan dilakukan masyarakat, para pejabat pemerintah, tokoh masyarakat dan sebagainya)
  4. beauty (foto yang bagus dan indah tentu saja akan menarik perhatian pembaca dibandingkan foto yang kurang bagus/jelek. suatu foto yang indah (beauty) tentu akan mendapat penilaian yang tinggi dari pembacanya)
  5. simplicity (foto yang simplicity/sederhana, pesannya jelas akan mendapat penilaian yang tinggi dalam masyarakat. karena foto tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya)
Obyek foto jurnalsitik
Obyek foto jurnalistik adalah semua peristiwa/kejadian sehari-hari yang mempunyai unsur luar biasa (extra ordinary). Peristiwa/kejadian tersebut dapat diperoleh wartawan/jurnalis dengan cara:
  • secara kebetulan, yaitu peristiwa yang terjadi, diketahui oleh wartawan/jurnalis secara tidak sengaja (mendadak). disini terdapat unsur keberuntungan/kemujuran/nasib baik si wartawan/jurnaliis. pada suatu peritiwa tentu ada moment-moment yang menentukan yang merupakan ciri khas dari peristiwa. saat yang menentukan (decisive moments) dari suatu peristiwa tersebut, apakah gerakan, ekspresi, fisiknya, dan sebagainya yang difoto secara spontan tanpa diatur (diskenario) terlebih dahulu. unsur merupakan ciri khas dari setiap foto berita. teknik decisive momentdecisive moments pertama kali dikemukakan oleh Henry Cartier Bresson atau sering disebut dengan aliran Bressonisme.
  • dengan cara diburu (haunting), yaitu peristiwa yang luar biasa tapi cara memperolehnya tidak secara kebetulan melainkan cara denagn cara ditunggu, dicari, dikejar denagn keetekunan dan eksabaran. bahkan hal ini juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan gambar/fotonya.

Tidak ada komentar: