Arti dan Konsep Berita

Berita

Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama yang lain tentunya berbeda, hal ini disebabkan padangannya dari sudut yang berlainan.

Pada mulanya, para ahli mendefinisikan berita dengan pandangan dari sudut surat kabar saja. Kini media elektronik yang juga menyiarkan berita harrus diperhitungkan. Dan kenyataan menunjukkan bahwa penyiaaran beritta oleh stasiun radio dan televisi sangat berpengaruh terhadap jurnalsitik surat kabar, antara lain dalam kecepatan sampainya berita kepada khalayak. Kalau suatu peristiwa baru dapat disiarkan surat kabar keesokan harinya, radio dan televisi hanya dalam hitungan jam saja, bahkan suatu peristiwa nassional dapat disiarkan radion dan televisi pada saat kejadian itu sendiri sedang berlansgung. Akan tetapi, karena ketiga media massa itu (surat kabar, radio dan televisi) massing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka pada akhirnya terjadilah upaya saling mengisi.

Dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari; N (north), E (east), W (west), dan S (south). Yang artinya berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin, laporan dari mana-mana, dari berbagai tempat di dunia ini. Pendapat itu tidaklah salah, akan tetapi hanya merupakan salah satu aspek saja dari keseluruhan arti berrita yang sebenarnya.

Ada yang mengatakan bahwa news adalah jamaknya (plural) dari new, jadi penyiaran hal-hal yang baru dalam jumlah yang banyak. Inipun tidak salah, tetapi juga hanya merupakan satu aspek saja daari keseluruhan pengertian berita yang sesungguhnya. Jika menurut Lord Northcliffe dari inggris, "if a dog bites a man it is not news, but if a man bites a dog it is news". Terhadap definisi ini banyak yang tidak setuju. Definisi Northcliffe tersebut ada yang mengritik sebagai definisi yangs eolah-olah menganggap bahwa yang disebut berita itu hanyalah apa yang nyata terjadi, padahal berita bisa juga mengenai hal yang akan terjadi atau apa yang menjadi pemikirran orang.

Dari sekian banyak definisi berita, yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, di sini hanya akan diketengahkan suatu definisi saja yang dinilai sebagai 'paling kena'. Definisi tersebut ialah yang dikemukakan oleh Prof. Mitchel V Charnley dalam bukunya Reporting, dijelaskan sebagai berrikut: " News is the timely report of facts or opinion of either interest or importance, or both to a consideable number of people".

Memang berita, baik bnerita surat kabar, majalah, radio dan televisi adalah laporan wartawan. Banyak peristiwa yang terjadi, apakah itu kecelakaan, pemerkosaan, korupsi atau pernyataan seseorang yang terkenal, tetapi jika tidak dilaporkan oleh wartawan, tidak menjadi berita. Ciri hakiki berita sebagai laporan dibandingkan dengan laporan lainnya --umpamanya laporan hasil survei, laporan komisi DPR, atau laporan petugas kepada atasannya-- ialah bahwa berrita mmerruakan laporan yang sangat cepaat (timely) dan mengenai kepentingan umum (public interest).

Seorang penulis jurnalsitik, Frank Luther Mott dalam bukunya New Survey of Journalism menyatakan bahwa ada delapan konsep berita yang meminta perhatian kita, yaitu:
1. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)
Konsep ini menitik beratkan pada segi 'baru terjadinya' (newsness) sebagai faktor terpenting dari sebuah berita. Akan tetapi dengan adanya radio dan televisi yang juga menyiarkan berita, faktor timelyness ini menjadi relatif. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang, yang pada malam harinya mendengar suatu berita dari radio dan televisi, keesokan harinya menyempatkan diri untuk membaca berita yang sama dari surat kabar. Hal ini addalah berkat jurnalsitik surat kabar yang tetap dapat memikat khalayak.
2. berita sebagai rekaman (news a record)
Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi. Sering menjadi catatan bersejarrah yang sangat berharga. Pernah New York Times, memperoleh Pulitzer Prizes sebagai penghargaan atass pemuatan berita-berrita yang merupakan bahan yang bersifat dokumenter.
3. Berita sebagai fakta obyektif (news as objective facts)
Sebuah berita harus faktual dan obyektif, tetapi nilai obyektifitas utnuk suatu fakta merupakan hal yang membingungkan, karena tidaklah mungkin ada obyektifitas yang mutlak. Bagi wartawan, berita obyektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat sebelah/berpihak. Ini berarti laporan yang jujur.
4. Berita sebagai intepretasi (news as interpretation)
dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi, atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelskan agar pembaca mengerti. Mereka perlu diberri penjelasan mengenai sebab-sebabnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain. Ini adalah berita di balik berita (news behind the news). Untuk menggali dan emnyajikannya diperlukan kepandaian dan kejujuran. Tetapi bahayanya dalam interpretativee reporting seperti iti ialah timbulnya faktor prasangka (prejudice) terhadap suatu soal atau seseorang.
5. Berita sebagai sensasi (news as sensation)
Disini terdapat unsur subyektif, yakni sesuatu yang mengejutkan (shocks) dan yang menggetarkan atau emngharukan (thrills) bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain. hal -hal seperti itu terdapat dalam pemberitaan yang serius mengenai kejadian-kejadian penting seperti bencana alam, perang, dan skandal sserta desas-desus.
6. berita sebagai insani (newss as human interest)
Menarriknya berita bukan karrena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karrena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dll.
7. berita sebagai ramalan (news as prediction)
Wartaawan cenderung untuk menaruh perhatian ekpada massa depan daripada masa kini dan massa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca tterutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan dari berita, di samping yang merupakan informasi mengenai kejadian kini, juga ramalan yang massuk akal (intelligent forecast) mengenai masa depan.
8. Berita sebagai gambaar (news as pictture)
Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya semakinbanyak. Ilustrasi halaman surat kabar, selain sifatnya semata-mata hiburan seperti comic strips, juga mengandung nilai berita (news value). Banyak kejadian yang dialporkan dalam bentuk gambar yang sering kaali lebih efektif daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.

Demikianlah delapan konsep utama berita yang menguasai pikiran wartawan dalam emncari, menyussun, dan menyiarkan berita. Konsep tersebut lungkup-melingkupi (overlap) yang tercakup dalam satu pola, yakni paduan antara beerita yang penting dan patut dibaca. Sehubungan dengan itu, berita dapat diklasifikassikan sebagai:
a. Berita berat (hard news/solid news)
b. Berita ringan (soft news/ light news)
Pola pemberitaan ialah mengkombinasikan yang ebrat dan yang ringan sehingga secara keseluruhan meerrupakan bacaan yang masuk akal. ***001722***

Tidak ada komentar: